Saturday, January 16, 2016

ICE ASTUTI, PEMILIK CILOK CE' TUTI. Serunya Berjualan Cilok Secara Online Dengan Kemasan Yang Menarik




Memanfaatkan jejaring sosial dan pertemanan lewat berbagai media, menjadi trik jitu bagi Ice Astuti, yang berbisnis cilok dengan nama Cilok Ce? Tuti. Menurut Ice, bisnis ini terjadi gara-gara ia semula tak sengaja memasang foto cilok buatan mamanya di display picture Blackberry Messenger (BBM). Mamanya yang memang orang Sunda, sangat suka sekali membuat cilok untuk dikonsumsi sendiri. Akhirnya, ia pun memasang foto cilok di Blackberry, yang ternyata setelah itu banyak yang menanyakan soal cilok itu belinya di mana. Dari situlah, akhirnya Ice mulai mencoba buka order, tapi hanya di hari Sabtu dan Minggu saja, karena saat itu ia masih bekerja.

Nama Ce? Tuti dipilih, menurut Ice, sebenarnya adalah singkatan dari nama panjangnya. Kata ?Ceu? juga dalam bahasa Sunda artinya kakak perempuan. Jadi rasanya terdengar pas dan cocok mewakili cilok, sebagai jajanan asal Jawa Barat. Seiring berjalannya waktu, pesanan cilok yang diterima Ice terus bertambah dan meningkat, sehingga ia melihat ada potensi bisnis yang bisa dikembangkan. Kebetulan, saat itu ia yang semula berprofesi sebagai Public Relation ini juga sedang jenuh dengan aktivitas di kantor dan suka berjualan. Niatnya ia hanya ingin istirahat selama sebulan saja. Tapi akhirnya ia malah memutuskan resign dari kantornya di Januari 2013. Setelah itu, waktu luangnya ia manfaatkan untuk berjualan cilok, yang terus kebablasan sampai sekarang.

Ice pun ingin cilok yang dikenal sebagai makanan kampung ini bisa naik derajat. Maka ia sengaja mengemasnya dengan menarik dan diolah secara higienis agar makin disukai banyak orang yang berasal dari kota besar. Ia tahu, masyarakat yang tinggal di kota besar tidak mau repot soal makanan, maunya yang serba praktis namun tetap higienis. Jadi, ia menjual cilok dalam kemasan yang menarik dan dijual secara online. Gadis kelahiran Tangerang, 25 Agustus 1987 ini menjamin ciloknya higienis, karena buatan rumah.

Agar semakin menarik, Ice juga menawarkan berbagai jenis cilok, dari rasa original dan aneka isi. Untuk yang isi, ada otak-otak, kornet, bakso, sosis, abon, telur puyuh, keju, jagung dan smooked beef. Tak ketinggalan, bumbu kacang sebagai pelengkapnya pun dibuat hingga tiga level oleh Ice. Dari yang disebutnya ?Kulwe? atau bumbu kacang tidak pedas, lalu ?Asoy? atau pedas sedang, dan ?Edun?, bumbu kacang paling pedas.




Soal kemasan, selama 2 tahun berjalan, Ice mengaku telah berganti tiga kali jenis kemasan. Namun ia sudah merasa yakin dengan kemasan yang saat ini. Dulu ia sempat memakai stoples warna-warni, tapi ternyata stoples itu sudah tidak dijual lagi dari pabriknya, jadi hanya bertahan 2 bulan saja. Lalu ia menggantinya dengan wadah bentuk tabung, tapi ada yang mengaku kesulitan saat mau mengambil ciloknya. Terakhir, ia memakai kemasan mangkuk plastik yang bentuknya lebih pas.

Harga yang ditawarkan Ice untuk ciloknya, dirasa terjangkau. Ada Paket Goreng, yang biasanya dipesan untuk acara meeting, arisan, atau acara kumpul-kumpul yang minimal order-nya 25 cups. Harga satu cupbesar yang original isi 40 butir, Rp 18 ribu. Sedangkan untuk satu cupcilok kecil isi, harganya bervariasi dari Rp 15 ribu-an. Setiap harinya, sebanyak 26 kilogram cilok berhasil Ice jual dan selalu jadi rebutan. Ia memang fokus menawarkannya ke kantor-kantor dan kantin sekolah. Biasanya, dalam sehari bisa habis 100-200 cups. Untuk kantin sekolah, ia menawarkan harga lebih ringan, Rp 2000-Rp 3000 saja.

Ice memang memiliki misi agar jajanan lokal ini tetap digemari dan menjadi pilihan jajanan oleh para pelajar dan masyarakat. Ia mengaku sering gregetan melihat serbuan makanan Jepang dan Korea, dan ingin agar anak-anak SMP atau SMA sekarang tetap kenal dan tidak meninggalkan begitu saja jajanan lokal yang tak kalah enak dengan makanan luar. Apalagi harganya juga terjangkau. Hebatnya, Cilok Ce? Tuti bahkan kini sudah bisa dinikmati oleh warga negara Indonesia yang berada di negara lain. Ada yang membawanya sebagai oleh-oleh ke Abu Dhabi, Malaysia, dan Singapura. Cilok buatannya bisa tahan sampai tiga hari, asalkan masuk freezer, karena dibuat tanpa bahan pengawet.

Selain berpromosi melalui BB dan media sosial, Ice pun dibantu pula oleh teman-teman dekatnya yang berpromosi dari mulut ke mulut, hingga sukses mengangkat bisnis cilok miliknya. Ia tentu saja sangat beruntung dan berterima kasih kepada teman-teman yang membantu mempromosikan. Untuk itu, kualitas akan terus ia jaga, meski resepnya tidak ada yang spesial. Hanya mungkin memang lebih pas dengan selera konsumen saja. Ke depannya, Ike ingin lebih mengembangkan lagi bisnisnya ini.

Dengan modal awal Rp 300 ribu, kini Ice sudah bisa meraih laba hingga 500 kali lipat. Namun ia masih punya mimpi ingin mengenalkan jajanan kampung ini melalui kemasan yang lebih baik dan tentunya dengan cita rasa yang berkualitas.




Contact : add pin 25A8FE39. Call/WA: 083876031979






reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2014/05/ice-astuti-pemilik-cilok-ce-tuti.html


Related Post :


Loading...


No comments:

Post a Comment