Monday, February 8, 2016

EUGENIA SELVIA : Pemilik BUKUUNIK, Pelopor Seni Scrapbook di Tanah Air




Eugenia Selvia termasuk salah satu pelopor yang mengembangkan seni scrapbook di Tanah Air. Karyanya terbilang unik dan kental sentuhan personal. Berkat kreativitas dan kejeliannya membaca pasar, ibu satu anak ini pun sukses memasarkan Bukuunik di berbagai kota.

Eugenia mulai tertarik membuat scrapbook sejak tahun 2008. Awalnya, berangkat dari hobi. Semasa masih tinggal di Riau, ia sudah suka menggunting dan menempel-nempel gambar atau foto lalu menyusunnya menjadi hiasan yang indah. Hanya saja dulu hobinya itu memang belum terarah ke bisnis. Ketika ia kuliah D-4 di Trisakti Institute of Tourism, ia melihat scrapbook di sebuah toko. Dari situ hatinya tergerak untuk membuat karya sendiri dan belajar secara otodidak.

Iseng-iseng ia membuat scrapbook dengan model konsep daur ulang. Bahannya ia dapat dari majalah, lalu digunting dan ditempel, kemudian dikombinasikan dengan kancing, pita, stamp, agar menjadi kreatif. Mulai dari membuat 10 buah, ternyata banyak teman-temannya yang suka. Saat itu seni scrapbookyang berasal dari Amerika Serikat ini belum begitu populer di Indonesia. Hanya kalangan tertentu yang mengerti. Beda dengan sekarang, yang sudah banyak mengenal scrapbook. Dan karena dulu belum banyak yang tahu, orang pun bingung untuk apa scrapbook itu ?

Fungsi scrapbook sebenarnya macam-macam. Antara lain bisa dijadikan bingkai foto, bisa juga untuk buku harian (diary) yang dapat memuat memori pemiliknya. Misalnya, setelah melakukan traveling, bisa menempel tiket perjalanan dan foto-fotonya di situ, kemudian disertai catatan perjalanan. Jadi scrapbookitu merupakan penggabungan antara diarydengan foto yang dihias menjadi sesuatu yang indah. Selain itu, bisa juga untuk catatan anak sekolah, menulis resep, jurnal kehamilan, dan masih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Eugenia memang membuat scrapbook untuk market yang luas. Itu sebabnya, kalau bicara soal kegunaan, scrapbooksangat fungsional. Meski sekarang cara konvensional menulis atau mencatat ini sering tergantikan dengan media di dunia maya seperti blog, tapi Eugenia yakin nuansa personal dari scrapbook tetap tak bisa tergantikan.

Membuat scrapbook sendiri sebenarnya tidak sulit. Tekniknya standar saja. Yang namanya menggunting dan menempel semua orang pasti juga bisa melakukannya. Hanya saja yang dibutuhkan adalah bagaimana mengasah kreativias kita. Scrapbookyang bagus tentu menuntut kita untuk membuat desain yang menarik sehingga karya ini menjadi enak dilihat. Jadi, pekerjaan ini memang berkaitan dengan jiwa seni yang kita miliki. Bahan yang digunakan pun tidak sulit didapat. Untuk model recycle, Eugenia tinggal mencarinya dari majalah. Untuk model lain yang namanya model kreatif, ia juga menggambar sendiri dan diolah di komputer, lalu di-print. Selanjutnya, ia kembangkan lagi menjadi creative notebook, dengan menambahkan kancing dan pita. Sampai sekarang Eugenia masih terus mengembangkan model kreatif ini. Jadilah sekarang macam-macam produk yang telah dihasilkannya seperti aneka catatan, diary, sketchbook, dan special gift.





Pertama kali Eugenia memasarkan karyanya selain ke teman-teman kampus, juga menjual secara online di forum Kaskus. Ternyata, banyak sekali pesanan yang diterimanya. Tidak hanya dari teman satu kelas, tapi juga melebar ke kelas lain. Sampai-sampai konsentrasi kuliahnya terganggu. Itu sebabnya, ia kemudian sempat menghentikan usahanya ini meski banyak teman yang terus menanyakannya. Setamat kuliah, barulah ia fokus kembali menjadikan hobinya ini sebagai lahan bisnis. Kebetulan, sang kekasih, Willy, yang kemudian menjadi suaminya, juga sangat mendukung, bahkan membuatkannya website. Eugenia menamakan usahanya ini Bukuunik. Dan sampai sekarang toko onlinewww.bukuunik.com juga masih berjalan.

Pemasarannya pun juga ia garap dengan lebih serius. Selain lewat toko online dan jejaring sosial, ia juga mulai mengikuti pameran. Awalnya hanya pameran kecil-kecilan yang ada di kantor-kantor dan mal. Lama-kelamaan ia pun bisa mengikuti pameran yang skalanya lebih besar, seperti pameran Inacraft di Jakarta. Makin lama orang pun makin mengenal Bukuunik. Apalagi, beberapa tahun belakangan ini ia sudah mencoba memproduksi secara massal. Ia memasok produknya ke berbagai toko termasuk Gramedia, Stroberi, Living World di Jakarta, dan kota-kota lain di Medan, Jogja, Makassar, dan Surabaya.

Meski saat ini usahanya nampak berjalan lancar, namun Eugenia menyadari sebuah usaha itu pasti ada pasang surutnya. Tentu saja ia amat bersyukur usaha yang dijalankanya dari hobi ini ternyata banyak yang suka. Respons masyarakat pun begitu bagus. Berkat konsumen pula, idenya terus berkembang. Para konsumen kerap meminta desain yang belum ada. Misalnya saja ada permintaan untuk membuat desain dengan tema balet, olahraga, pesawat, dan lainnya. Demi memuaskan konsumen, ia pun berusaha menuruti keinginan mereka itu.

Walaupun setiap model yang dibuatnya selalu ada penggemarnya, namun model yang paling disukai adalah model traveling. Sejak awal peminatnya sangat banyak sekali. Itu sebabnya, Eugenia membuat beberapa desain untuk tema traveling. Favorit berikutnya adalah buku yang terdapat kalimat yang menginspirasi. Konsumen produknya mulai dari anak-anak sampai ibu-ibu. Kebanyakan pasarnya memang perempuan. Meski begitu, ada juga tema untuk laki-laki yang ia buat. Banyak juga kaum ibu yang membelikan scrapbook sebagai hadiah untuk anak-anaknya. Selain hadiah, scrapbookini diharapkan juga untuk memotivasi anak-anaknya mau menulis diary.





Selain itu, ada juga pesanan dari perusahaan yang jumlahnya bisa sekian ratus untuk souvenir karyawan. Biasanya, di scrapbook itu dicantumkan logo perusahaan, plus kolom untuk memuat foto karyawannya. Tentu saja dalam menerima pesanan ini Eugenia butuh waktu khusus mengerjakannya. Karena semua produknya ini merupakan buatan tangan. Beda dengan percetakan yang bisa lebih cepat karena memakai mesin. Saat ia menikah di tahun 2009, Eugenia juga membuat scrapbook sebagai souvenir pernikahannya. Menurut beberapa teman, souvenir yang ia berikan sangat unik dan jarang ada. Tentu saja banyak yang senang menerimanya. Dari situlah, meski tidak terlalu sering, belakangan ada pula yang khusus memesan scrapbook untuk souvenir pernikahan.

Harga produk Bukuunik ini mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 95.000. Namun untuk pesanan personal, harganya bisa Rp 200.000. Misalnya saja hadiah buat pasangan yang ulang tahun. Mereka yang memesan secara personal ini biasanya menyerahkan sepenuhanya desain kepada Bukuunik. Untungnya, selama ini tidak pernah ada yang komplain soal desain yang dibuatnya. Selain itu, Eugenia juga menjual bahan-bahan untuk membuat scrapbook, seperti pita, stamp, dan kancing. Untuk bahan, harganya mulai Rp 5.000. Ia menjual bahan ini sejak mempunyai toko sendiri. Ide ini bermula dari keinginannya untuk meramaikan tokonya. Dulu ia pernah mempunyai semacam stand di Mal Taman Anggerk. Namun, sejak konsentrasi menjadi distributor, gerai di Taman Anggrek pun ia tutup. Sekarang ia membuka tokonya di Gading Serpong yang sekaligus juga menjadi kantor dan workshopnya. Biasanya, konsumen yang kreatif memang suka membeli bahan, lalu mereka mencoba merangkai dan membuat sendiri sesuai seleranya.

Dengan skala produksi lebih dari 1000 produk per bulan, omzet usahanya ini bisa mencapai Rp 60 juta-100 juta. Namun, bila ada eventseperti Inacraft, omzetnya bisa lebih besar lagi. Hanya dalam beberapa hari saja bisa terjual ratusan produk. Adapun kendala dalam berbisnis ini hanyalah soal SDM. Sejak awal menekuni bisnis ini, Eugenia memang sudah dibantu karyawan. Saat ini sudah ada tujuh karyawan yang dimilikinya. Tapi seluruh kreasi desain tetap ia yang mengerjakannya. Sementara teman-teman karyawan ada yang bertugas membuat duplikat desain, pembungkusan, penjilidan dan seterusnya.





Scrapbook sebagai produk handmade memang butuh karyawan yang kreatif. Kalau dulu bisa dibilang hanya ia sendiri yang menggeluti bisnis ini, sekarang sudah banyak kompetitornya. Bahkan, pernah pula produknya dijiplak. Namun, Eugenia mengambil sisi positifnya saja. Kalau produknya sampai dijiplak, artinya kreasinya memang bagus. Justru dengan adanya kompetitor, ia terpacu untuk makin kreatif dan berusaha untuk berada di depan.

Kunci sukses usahanya ini tentu saja harus terus kreatif memunculkan ide baru, setidaknya ada satu desain baru dalam sebulan. Idenya bisa berasal dari sekitar kita. Misalnya, ketika melihat kebutuhan anak sekolah, ia pun membuat scrapbook untuk mereka. Pasar usaha ini masih sangat luas. Sambil berupaya menambah karyawan, Eugenia saat ini juga sedang berkonsentrasi untuk memperbanyak cabang distribusi dan membuka sistem reseller.



General Information
Untuk pertanyaan dan saran, silahkan menghubungi Bukuunik di:

Email : info@bukuunik.com
Yahoo! Messenger : bukuunik
Yahoo! Messenger : csbukuunik

BUKUUNIK Office
Ruko Golden 8
Blok I-12 , Gading Serpong
Tangerang
Telp : 021 29238830 (Office Hour 8.30 - 17.30)





reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2014/06/eugenia-selvia-pemilik-bukuunik-pelopor.html
Read More

SAVANNA, Kaftan Cantik Dari Ririn Dwi Ariyanti


Senang mengenakan kaftan yang bisa digunakan untuk segala aktivitas membuat artis Ririn Dwi Arianty tertarik menjadikannya bisnis sejak Ramadhan 2014 silam. Bersama seorang temannya, Ririn berpartisipasi memproduksi kaftan-kaftan cantik dari bahan brokat dan sutra dilengkapi payet serta kristal sebagai pemanis. Selama setahun berjualan, ia merasa bisnisnya semakin mudah dikelola. Apalagi peminat kaftan kian banyak. Yang sulit awalnya adalah mengejar target produksi dan segmen konsumen yang pas. Ia juga terus menyesuaikan dengan selera pasar dari segi model dan harga yang pas agar pelanggan tertarik.

Soal bahan menjadi kualitas yang dijagokan istri dari Aldi Bragi ini untuk kaftan berlabel Savanna Indonesia tersebut. Nama itu memiliki arti anak perempuan, jadi ia seperti melahirkan anak perempuan dengan bisnisnya ini. Sementara makna lainnya adalah, supaya bisnisnya ini nanti bisa meluas seperti padang pasir Savanna. Ririn memang terjun langsung memilih bahan dasar dan mendesain pola kaftan sendiri demi hasil yang maksimal. Dan untuk menjual pakaian yang berasal dari Timur Tengah itu, selain memasarkannya di Rumah Ayu, butik khusus busana muslim, Ririn juga menjual secara onlinedi akun Instagram.


Pada Ramadhan 2015, Ririn pun mengeluarkan koleksi kaftan teranyar. Kali ini ia mengandalkan motif tenun. Beda dengan koleksi sebelumnya yang batik khas Yogyakarta berbahan sutra. Menurut pemain sinetron Gerobak Cinta Wakwaw ini, jika mengenakan model yang tepat, kaftan dapat membuat siluet tubuh pemakainya terlihat semakin langsing dan cantik. Ririn pun menyediakan koleksi yang fleksibel untuk dikenakan semua ukuran tubuh. Bisa untuk yang langsing, juga untuk para ibu. Ukurannya dibuat all size, untuk mereka yang tubuhnya size S hingga XL. Di bagian dalam kaftan tersebut terdapat tali untuk disesuaikan. Bila yang berhijab, ia menyediakan juga manset dalam 1 set kaftan.

Ririn mematok harga mulai Rp 750.000 per kaftan. Sejauh ini ia mengaku senang dengan animo dari pelanggannya. Penjualannya memang bagus, dan produknya selalu sold out. Ia menjualnya memang terbatas, setiap model hanya ada satu motifnya. Jadi tidak akan ada yang menyamai. Untuk produksi, Ririn mengandalkan kerja sama dengan pihak konveksi yang menjahit kaftan-kaftan premium tersebut. Karena penjahitnya belum banyak, jadi jarak produksi satu ke berikutnya lumayan lama. Tapi ini yang akhirnya membuat kaftan-kaftanya menjadi limited edition.





reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2015/10/savanna-kaftan-cantik-dari-ririn-dwi.html
Read More