Friday, January 15, 2016

AYUDYA PUTRI FAHRIANA, Pemilik Kedai MOM MILK, Hadirkan Menu Susu Yang Menyehatkan




Di dinding ruangan bercat kuning cerah terpampang foto-foto bayi dalam berbagai pose yang menggemaskan. Pelayan-pelayan berbaju kasual dengan celemek tampak hilir mudik melayani para pembeli yang kebanyakan anak muda. Padahal, tempat tersebut baru saja dibuka sejam lalu. Inilah sekilas kehangatan suasana Mom Milk di bilangan Menco Raya, Surakarta.

Sang pemilik, Ayudya Putri Fahriana, memang gemar minum susu. Rupanya sang Mama, Hetty Sulispiani, gemar meracik susu dengan buah, sehingga lebih nikmat. Kepiawaian Hetty pun membuat Putri berbisnis susu pada November 2011. Nama Mom Milk atau Susu Ibu dipilih karena semua resep dari sang Mama, selain itu filosofi susu ibu juga dikenal sangat menyehatkan dan memberi kehidupan untuk anak-anaknya.

Bermodal Rp 80 juta, Putri lantas membuka gerai Mom Milk dengan 12 varian rasa. Antara laian cokelat, stroberi, moka, teh hijau, vanilla, pisang, kopi, dan jeruk. Setelah itu, inovasi terus berkembang dan rasa lain pun bermunculan. Putri mengatakan semua bahan ramuan didatangkan dari Kuala Lumpur dan Jepang. Tetapi, bahan susu tetap menggunakan produk lokal.





Sebagai pemilik resep, Hetty mengakui ia menghabiskan waktu selama tiga bulan untuk menguji resep. Keluarga dan teman-teman dekat menjadi pencicip utama. Kini, omzet per bulan usahanya ini bisa mencapai ratusan juta. Mom Milk pun kini juga telah melebarkan sayapnya hingga ke Sragen, Karawaci, dan Semarang.

Soal persaingan, Mom Milk tak gentar. Lokasi sengaja dipilih di dekat sekolah atau tempat kursus, sehingga anak-anak kecil bisa rutin minum susu di gerai Mom Milk. Putri juga menyapa pelanggan lewat jejaring sosial. Maklum saja, kedainya ini memang sangat disukai oleh anak muda. Selain itu, kedai Mom Milk juga menjual camilan dan makanan berat.





Namun di akhir 2013, Putri mesti mengikuti sang suami yang bertugas ke Merauke. Ia pun mempercayakan pengelolaan kedai susu yang dikenal berkat susu rasa durian yang legit ini kepada keluarganya. Tentunya ia juga sangat tertarik untuk mengembangkan usaha ini di Merauke. Dan saat ini ia sedang mempelajari karakter masyarakat Merauke sebelum ia mengembangkan usaha Mom Milk di sana.




way to enjoy fresh milkin various flavour. // Jl. Menco RayaNo.36 E Gonilan, Solo(area kampus UMS) . // Senin-Sabtu 11am - 11pm. Minggu 04pm - 11pm.




reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2014/06/ayudya-putri-fahriana-pemilik-kedai-mom.html
Read More

RUMAH KEMASAN BANDUNG : Solusi Untuk Pengusaha Kecil Menengah




Rumah Kemasan Bandung terbentuk dari latar belakang usaha kecil menengah yang ada di Indonesia. Menurut Direktur Rumah Kemasan Bandung, Mohamad Firsan, bagi hampir 56 juta lebih, atau sekitar 98% lebih dari total pengusaha yang ada di Indonesia adalah pengusaha kecil menengah, sehingga pembuatan kemasan merupakan potensi yang besar. Pelaku usaha kecil menengah tentu butuh desain kemasan. Dan mereka kesulitan mendapatkannya terutama di daerah Indonesia bagian timur. Peluang ini pun diambil Firsan, yang di tahun 2007 pernah menjadi karyawan di sebuah packing house milik pemerintah. Akhirnya, Firsan mendirikan sendiri sebuah perusahaan dengan nama Sanpack tahun 2012. Barulah awal 2013 namanya berubah menjadi Rumah Kemasan Bandung, sekaligus dibuatkan aspek legalnya berbentuk CV.

Firsan bersama dua rekannya, Untung Waksan dan Ridha Rifandi sekarang telah memiliki studio design, workshop produksi cetak, dan workshopproduksi kemasan yang masing-masing berada di tempat yang berbeda di Bandung. Mereka juga menerima pembuatan media promosi, foto produk, pembuatan website atau blog, hingga keperluan peralatan produksi kemasan seperti mesin-mesin dan pendukungnya. Lewat www.rumahkemasanbandung.com, Rumah Kemasan Bandung juga bekerja sama dengan pemerintahan melalui Pelatihan Kemasan, motivasi usaha melalui kemasan, fasilitasi desain dan kemasan untuk UKM, hingga praktik membuat berbagai kemasan. Kelebihan di Rumah Kemasan Bandung adalah membuat kemasan gabungan antara plastik dan metalize yang diberi nama papermetal.

Mohamad Firsan

Tahun 2013 lalu Rumah Kemasan Bandung mulai mengembangkan produk papermetal, kemasan kombinasi kertas dan bahan metalis. Papermetal adalah kemasan berbahan kertas yang bagian dalamnya di-coating dengan alumunium foil atau metalis. Sedangkan bagian luarnya diberi lapisan plastik laminasi agar cetakannya bisa tahan lebih lama. Menurut Firsan, pengerjaan dari desain sampai produksi, butuh waktu 1 sampai 2 hari untuk pembuatan label stiker cetak digital, untuk kemasan bahan kertas dengan cetak offset perlu waktu 3 sampai 6 hari, sedangkan kemasan papermetal biasanya memakan waktu hingga 3 minggu.



Minimum order kemasan di Rumah Kemasan Bandung bergantung dari bahan dan proses cetaknya. Biasanya 1000 pieces untuk menggunakan mesin cetak offset dan tanpa minimal order untuk yang menggunakan mesin cetak digital. Adapun kemasan siap pakai mulai dari 100 pieces. Biaya pembuatan kemasan sendiri tergantung dari bahan, ukuran, proses cetak dan finishing.

Kontak :

CV. RUMAH KEMASAN BANDUNG
Design Studio dan Konsultasi:
Jl. Cimanuk No. 5A Lt. 2 Bandung - Jawa Barat
Tel. 022 - 6167 5678 [ No SMS ]


reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2015/05/rumah-kemasan-bandung-solusi-untuk.html
Read More

RYAN OGILVY : MAKE UP ARTIST LANGGANAN PARA SELEBRITIS




Tak ada keinginan yang tak terwujud tanpa sebuah kerja keras. Hal itulah yang dibuktikan Ryan Ogilvy, sebagai make up artist. Hasil polesan tangan Ryan sudah diakui berbagai kalangan termasuk para selebritis. Tak heran bila akhirnya ia menjadi salah satu penata rias profesional yang jadwalnya cukup padat. Namun, siapa mengira cerita di balik sukses Ryan terbilang berliku. Dulu, saat masih tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat, keluarganya boleh dikatakan sangat sederhana, bahkan tidak mempunyai televisi. Jadi hiburannya hanyalah tabloid dan majalah. Entah mengapa, Ryan mengaku sangat tertarik dengan majalah wanita, terutama bagian cover-nya. Sejak itu, ia berpikir ingin bisa bekerja di media dan melihat proses pembuatan sebuah cover majalah.


Rasa tertarik akan hal tersebut lantas membawa Ryan meriset pekerjaan di balik semua itu. Termasuk cara bertahan hidup jika dirinya hijrah ke Jakarta. Yang ia ketahui, orang yang bekerja untuk membuat covermajalah pasti profesinya stylist, make up artist, fotografer, dan model. Dan demi tujuannya tercapai, saat kelas 2 SMA ia mencoba mengikuti pemilihan coverboy sebuah majalah remaja. Singkat cerita, ia pun lolos bahkan terpilih sebagai terfavorit. Puas menang, Ryan kembali ke Pontianak. Tapi, suatu hari ia kesengsem dengan ponsel baru milik temannya. Karena ingin memiliki ponsel serupa, Ryan pun nekat datang lagi ke Jakarta untuk bekerja dengan hanya berbekal uang Rp 500.000. Tentu saja keputusannya itu ditentang keluarganya. Namun, Ryan yang mengaku nilai akademisnya merosot tajam lantaran mengejar mimpinya ini, tetap nekat berangkat.

Di Jakarta, ia menyewa kamar kos. Saat di tempat kosnya itu, ia sering melihat artis Krisdayanti dan Inul Daratista sedang berbelanja di butik desainer yang letaknya tak jauh dari kos. Ryan yang butuh uang pun coba-coba melamar kerja di sana. Ia lalu belajar menjahit, memayet, mengukur busana klien, termasuk para artis papan atas. Namun, satu tanya terbersit di benaknya, mengapa para artis perempuan yang sering ditemuinya, meski sudah cantik tapi harus memakai make up yang begitu tebal ? Dari situlah, Ryan mulai berpikir untuk menjadi seorang make up artist agar bisa memoles sempurna wajah perempuan, tapi terlihat natural. Ryan menyebutnya, flawless.


Ryan pun mengikuti kursus tata rias di tahun 2005. Di sela-sela kursus, ia bekerja di sebuah perusahaan kosmetik dari Australia. Beruntung, ia sempat dikirim ke Hongkong untuk mendalami bidang tersebut selama 3 bulan. Kembali ke Jakarta, Ryan lalu bergabung di sebuah majalah remaja. Ternyata hasil riasannya disukai. Malah langsung dipercaya untuk terlibat pemotretan cover. Artis pertama yang ia dandani saat itu adalah Sigi Wimala. Di media tersebut Ryan bekerja selama 2 tahun.
Suatu hari, Ryan mendapat kesempatan memoles wajah aktris idolanya, Dian Sastrowardoyo. Lantaran merasa cocok, Dian pun meminta Ryan untuk mengikuti proses shooting film yang tengah dilakoninya saat itu. Tanpa pikir panjang, Ryan langsung menerima tanpa memikirkan soal berapa bayarannya. Saat itu ia hanya percaya, kalau ingin fokus pada satu hal jangan berharap lebih, cukup jalani dengan ikhlas hingga nanti pasti ada hal baik yang datang dengan sendirinya. Berikutnya, Ryan pun mulai banyak bekerja sama dengan artis lain seperti Sandra Dewi, Acha Septriasa, Shireen Sungkar, dan Shandy Aulia untuk pemotretan mereka. Ada juga yang mengajaknya bekerja sama untuk menggarap iklan. Bagi Ryan, Dian Sastrowardoyo dan Sandra Dewi adalah orang yang sangat berjasa untuk membuka jalan profesinya sekarang ini.


Saat bekerja di majalah memang membuat link Ryan semakin terbuka lebar. Namun, karena ingin mandiri, Ryan lalu membuat portfolio hasil riasannya di sebuah website. Dan kini Ryan mengaku permintaan untuk menjadi make up artistsemakin banyak. Bahkan ia sudah mendapat bayaran 10 kali lipat dari honornya saat pertama kali. Bila mengingat lagi perjalanan kariernya, dulu ia memang sempat berdoa agar Tuhan memberikannya satu klien selebritis terkenal, dan ternyata Tuhan memberikannya lebih. Ryan pun bersyukur dengan pencapaiannya saat ini. Dan ia juga tidak risau dengan adanya orang yang berprofesi serupa dengan dirinya. Ia sama sekali tidak memikirkan soal kompetisi. Karena percaya Tuhan sudah menempatkan rezeki masing-masing sesuai dengan porsinya. Yang penting, profesi ini harus ia jalani dengan cinta, bukan melulu karena uang.


contact@ryan-ogilvy.com

+62 816 135 2716

+62 877 803 14279





reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2015/09/ryan-ogilvy-make-up-artist-langganan.html
Read More

ROZA RIANITA NURSETIA, Pemilik Bisnis Jasa Pelatihan Kreasi Jilbab




Bagi Roza Rianita Nursetia, yang akrab disapa Ocha, berkreasi dengan kerudung atau jilbab sudah menjadi keahliannya sejak tahun 2009. Berawal dari hobinya membuat foto tutorial jilbab yang ia unggah ke akun media sosial miliknya, ia mendapat respons positif dari banyak orang yang melihatnya. Selanjutnya, Ocha pun menerbitkan sejumlah buku. Buku pertama ia tulis di tahun 2011. Sampai sekarang, ia sudah menerbitkan tiga buah buku.

Ocha pun juga kerap dipanggil sekelompok wanita di beberapa pengajian atau arisan, untuk mengajari cara berjilbab yang cantik dan gaya. Hampir setiap minggu permintaan itu selalu datang. Untuk mendapatkan pelatihan berkreasi dengan jilbab dari Ocha, minimal harus diikuti oleh 10 peserta. Ocha pun sudah memiliki sejumlah paket yang ditawarkan untuk diikuti oleh para anggota pelatihan. Ada paket seharga Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu. Untuk paket Rp 50 ribu, peserta hanya akan mendapatkan buku saja. Lalu untuk paket Rp 80 ribu peserta akan mendapatkan buku dan kerudung. Sementara paket yang komplit adalah yang seharga Rp 200 ribu, di mana peserta akan mendapatkan buku, kerudung, dan juga aksesori.

Pelatihan yang diberikan pun bervariasi, tergantung dari lamanya pelatihan, sampai gaya dan tingkat kesulitannya. Biasanya untuk waktu 2 jam bisa mendapatkan 6-8 gaya kreasi jilbab dan untuk yang 3 jam, bisa sampai mendapatkan 12 kreasi jilbab. Semuanya tergantung permintaan dan karakter peserta pelatihan, misalnya ada yang minta diajarkan kreasi jilbab sampai menutup dada, atau ada juga yang minta diajarkan berkreasi dengan turban.

Menurut Ocha, melakoni bisnis jasa pelatihan jilbab ini amat menarik dan menyenangkan, serta memiliki tantangan tersendiri. Dengan hanya bermodalkan uang yang tak lebih dari Rp 300 ribu, kini Ocha bisa menghasilkan Rp 8 juta per minggu berkat kreativitasnya. Kunci kesuksesan bisnis ini memang terletak pada kreatifitas dan inovatif yang terus menerus. Jadi mampu menciptakan berbagai gaya yang mudah dan dapat diikuti oleh semua peserta pelatihan.

Dijelaskan oleh Ocha, wanita berjilbab yang menjadi pelanggan Studio Kreasi miliknya yang terletak di kawasan Bintaro Sektor V, Tangerang Selatan, Banten ini rata-rata umurnya 30 tahun ke atas, yang tergabung dalam sebuah kelompok arisan ataupun pengajian dan selalu ingin tampil modis namun praktis. Jadi, setiap hari Ocha harus selalu mencoba mengeksplorasi gaya yang berbeda. Setiap menemukan kreasi jilbab baru, ia akan memfotonya agar tidak mudah lupa.

Kini, pelatihan Studio Kreasi milik Ocha sudah berkembang pesat. Bahkan ia juga sudah memiliki dua orang karyawan yang selalu siap terjun ke sejumlah pelatihan dalam kelompok pengajian atau arisan tanpa perlu didampinginya lagi. Ocha hanya cukup menyediakan buku, kerudung, dan aksesorisnya saja.

Tak hanya seputar wilayah DKI Jakarta saja yang sudah Ocha jelajahi untuk memberikan pelatihan gaya berkerudung, ia pun juga pernah bertandang ke beberapa kota lain, di antaranya Bandung, Jawa Barat. Selain memberikan pelatihan ke beberapa kelompok pengajian dan arisan, Ocha pun juga sudah menyiapkan cabang Studio Kreasi miliknya di kawasan Pondok Ranji, Jakarta Selatan.

Ke depan, rencana jangka panjangnya untuk bisnis jasa pelatihan kreasi jilbab ini, ia ingin terus berinovasi dan menjawab kebutuhan para pelanggannya yang kebanyakan ibu rumah tangga berjilbab tapi ingin tampil gaya dengan cara yang praktis. Mungkin juga nantinya Ocha akan menciptakan kerudung instan yang praktis tapi modis, hingga mudah dikenakan oleh para ibu rumah tangga itu.

amura courier : layanan jasa kurir untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Cepat, professional, dan bertanggung jawab. Tlp & sms : 085695138867


reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2013/08/roza-rianita-nursetia-pemilik-bisnis.html
Read More