Saturday, February 6, 2016

LATIEFA JATMIKA, Pendiri Prim Assist Virtual Assistant-Personal Office Management



Bisnis jasa di bidang konsultasi administrasi, manajemen pekerjaan melalui internet atau virtual (virtual assistant) mungkin masih asing di sebagian telinga masyarakat. Namun fakta tersebut tidak mengubah niat Latiefa Jatmika untuk menjadi seorang wirausahawan konsultan manajemen virtual (virtual management assistant).

Sejak 2009 Latiefa adalah seorang sekretaris sebuah Badan Usaha Milik Daerah di Jakarta. Namun, Latiefa ternyata tidak memiliki keinginan untuk terus bekerja dengan skenario rutin datang jam 09.00 WIB pulang jam 17.00 WIB dan harus menunggu gajian setiap akhir bulan. Ada dorongan dalam dirinya untuk menekuni dunia wirausaha.

Keinginan untuk membuka usaha sendiri semakin menggebu-gebu dalam benaknya. Latiefa pun menjatuhkan pilihan ke sektor jasa sebagai konsultan manajemen virtual. Kebetulan, pengalaman kerjanya menjadi sekretaris menjadi modal berharganya. Karena saat dia masih bekerja sebagai sekretaris, Latiefa sudah melakukan pekerjaannya secara virtual. Pimpinan tempatnya bekerja selalu memberikannya tugas untuk melalukan pengarsipan dan administrasi melalui Blacberry Messanger (BBM) dan surat elektronik (email).

Niat untuk mendirikan usaha konsultan manajemen semakin besar karena dia ingin membuktikan bahwa tidak hanya dokter dan pengacara saja yang bisa menjadi asisten virtual, namun sekretaris juga bisa menjadi asisten untuk menjalankan tugas administrasi. Dia melihat peluang itu semakin terbuka di Indonesia karena teknik bisnis ini sebenarnya sudah diterapkan di negara-negara lain seperti Australia. Menurutnya, di Australia sudah marak bisnis ini sejak 10 sampai 20 tahun yang lalu. Kemudian, Latiefa memutuskan untuk mengundurkan diri dari kantornya pada saat itu. Namun upayanya untuk mendirikan usaha ini juga tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Modal untuk mendirikan usaha ini adalah komputer jinjing (laptop) dan akses internet. Namun pada saat itu Latiefa bahkan tidak memiliki komputer jinjing. Tetapi Latiefa akhirnya dapat mewujudkan impiannya. Ibarat peribahasa, di mana ada keinginan maka di situ ada jalan, maka Latiefa menemukan jalan mimpinya saat berkenalan dengan rekan kerja di jejaring sosial akun twitter-nya. Melalui akun twitter itu pula Latiefa bercerita mengenai konsep bisnisnya. Dia menceritakan, kelebihan bisnis ini adalah efisiensi biaya lantaran semua karyawannya memungkinkan bekerja di rumah tanpa harus ke kantor. Jadi, biaya administrasi, listrik, air, sewa kantor bisa diminimalisasi dan ada efisensi biaya.

Meyakini konsep usaha Latiefa memiliki prospek, rekan Latiefa pun menggelontorkan pinjaman modal untuk membeli komputer jinjing dan akses internet. Nilai pinjamannya saat itu sekitar Rp 5 juta. Dengan bermodal laptop dan fasilitas internet, akhirnya perempuan berhijab ini pun resmi meluncurkan logo perusahaannya sejak tahun 2012. Usaha itu dia beri nama PrimAssist Virtual Assistant-Personal Office Management.

Usaha Latiefa terbuka untuk individu maupun perusahaan. Ia melayani jasa konsultan karir, jumlah karyawan, pemberian gaji, standard operating procedur (SOP) perusahaan, sampai strategi pemasaran. Tidak hanya itu, ia juga melayani jasa pengarsipan, sampai dokumentasi.

Meski sudah resmi berdiri, dia pun mengaku menghadapi kerikil-kerikil kendala. Banyak masyarakat dan orang-orang skeptis dengan usahanya ini. Mereka mempertanyakan, apakah pekerjaan itu bisa dikerjakan di rumah ? Selain itu, perusahaan-perusahaan juga merasa takut jika menyewa jasa Latiefa, maka kerahasiaan perusahaan mereka diketahui.

Namun, pandangan miring masyarakat tidak membuatnya patah arang. Latiefa terus berupaya membangun kepercayaan dan solusi saling menguntungkan antara partner penyewa jasa maupun sebaliknya. Masalah harga, Latiefa mengaku tidak ada patokan nominal. Menurutnya, harga yang harus dibayar perusahaan atau pihak yang menggunakan jasanya masih bisa dinegosiasikan atau bagi hasil dengan satuan per proyek.

Hal yang penting, Latiefa tidak menderita kerugian dan keuntungan yang didapat harus lebih besar dibandingkan saat dia bekerja di kantor. Tenaga kerja sekretaris yang dia sewa juga tidak main-main. Dia memilih sekretaris yang berpengalaman, namun berusia sudah separuh baya. Dia menyeleksi calon sekretaris yang bekerja padanya harus memiliki keahlian dan pengalaman yang mumpuni. Namun tenaga kerja itu sifatnya tenaga kerja tidak tetap.

______________
amura courier
: layanan jasa kurir untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Cepat, professional, dan bertanggung jawab. Tlp & sms : 085695138867  



reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2013/08/latiefa-jatmika-pendiri-prim-assist.html


Related Post :


Loading...


No comments:

Post a Comment