Sunday, January 17, 2016

MADYA P. ANDANG : Pemilik REGIS CRAFT, Usaha Kerajinan Dari Karung Goni Karya Anak Difabel




Bagi perempuan kelahiran Jember, 15 Oktober 1963 ini, memberi manfaat bagi lingkungan menjadi perhatiannya. Pilihannya jauh pada anak-anak difabel. Lewat pengalaman pribadi, Madya P. Andang ingin mengajarkan kemandirian kepada anak-anak tersebut. Keinginan kuat membantu anak difabel memang sejak lama ia rasakan. Lulusan kedokteran gigi Universitas Airlangga ini semakin terdorong membantu karena latar belakangnya yang memang dekat dengan lingkungan difabel. Madya pun memutuskan untuk memulai dengan langkah kecil yaitu mengajari anak-anak difabel tersebut membuat kerajinan tangan dengan merek Regis Craft. Ketulusan dan kerja kerasnya berbuah manis. Usaha kerajinan tangan yang dibuatnya bersama para difabel ini pun kini semakin dikenal dan diminati.

Niatnya ingin berbuat lebih untuk anak-anak difabel itu diawali, karena setiap hari ia selalu mengantar jemput anaknya yang bersekolah di Sekolah Luar Biasa. Anak Madya memang memiliki keterlambatan belajar, tetapi bukan tuna rungu atau tuna wicara. Di situ ia melihat, anak difabel, walaupun memiliki kekurangan, tapi sebenarnya juga memiliki kelebihan. Dan semakin diperhatikan, Madya pun jadi semakin ingin berbuat sesuatu agar anak-anak difabel itu bisa mandiri, termasuk anaknya sendiri. Namun Madya menyadari, dirinya punya keterbatasan kalau harus merangkul semua anak-anak difabel. Akhirnya, ia hanya memilih anak-anak tuna rungu. Karena menurutnya, mereka ini pada dasarnya masih bisa menyerap ilmu dengan baik, hanya faktor komunikasi saja yang harus sinergis, sejalan dengan bahasa isyarat. Apalagi, ternyata saat di sekolah, mereka juga sudah diajarkan keterampilan menjahit. Jadi, sudah bisa membuat produk kreatif.

Akhirnya di tahun 2012 ia pun mengajak dua orang anak difabel untuk memulai membuat kerajinan tangan berbahan dasar flanel dan limbah kain, yakni dengan membuat pakaian adat dari seluruh Indonesia. Responsnya sebetulnya sangat bagus, namun saat itu permintaan yang datang kurang banyak. Karena Madya sebetulnya termasuk orang yang cepat bosan, beberapa bulan kemudian terlintas untuk mencoba membuat kerajinan tangan dengan bahan karung goni. Memang prosesnya cukup panjang, dari mulai mencelup, mencuci, hingga menjemur. Setelah ia coba dengan membuat bros, kantongan botol, tas selempang, dan dompet dari karung goni, ternyata responsnya positif. Apalagi harga yang ia patok juga cukup terjangkau, mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu. Produk Regis Craft pun laris dan banyak permintaan. Karena animo yang datang terhadap kerajinan Regis Craft ini cukup tinggi, maka Madya pun memutuskan untuk terus berinovasi dengan karung goni.



Nama Regis sebenarnya terinspirasi dari nama depan dua putra-putri kesayangannya. Anaknya yang pertama bernama Rezika Radina Putri, dan yang kedua Gilang Kumara. Pemilihan nama ini juga agar mengingatkan bahwa kedua anaknya tersebut juga terlibat sebagai cikal bakal usaha ini. Apalagi sebenarnya mengurus Regis Craft ini juga menjadi kesibukan barunya setelah sang suami meninggal karena sakit kanker. Jadi, Madya ingin fokus dengan anak-anaknya dan usaha Regis Craft ini. Pilihan menekuni bisnis kerajinan tangan ini pun diakui Madya, karena sejak dulu ia memang tidak bisa diam. Ia suka berinovasi dan mencoba-coba membuat handmade secara otodidak, tidak ada yang mengajari. Dan ia juga sangat menikmati kalau berhasil membuat barang yang ternyata juga diapresiasi dengan baik oleh orang lain. Apalagi kalau ia menceritakan bahwa yang membuat kerajinan itu adalah anak-anak difabel, banyak yang kagum karena produknya bisa bagus dan rapi.

Untuk bahan baku, Madya sudah memiliki supplierdi Jember. Agar produknya bisa langsung diolah dan tak perlu diproses lagi, ia pun langsung terbang ke Jember untuk mengajari bagaimana agar karung goni yang dikirim sudah bersih dan siap produksi. Selain itu, banyak pula limbah kain yang ia terima secara gratis, bahkan diantar langsung. Madya mengakui, lingkungan sekitarnya memang ikut mendukung aktivitas Regis Craft yang zero cost product. Kebetulan di dekat workshop Regis Craft ada usaha konveksi yang kerap mengekspor produknya ke Malaysia. Merekalah yang sering memberikan sisa limbah kain chiffon dan kain berkualitas lainnya ke Madya. Ini juga bagian dari koordinasi pengurus RW tempat Madya tinggal. Jadi, Madya sangat senang, aktivitasnya ini benar-benar mendapat dukungan mulai dari lingkungan terkecil hingga perhatian dari pemerintah.

Madya mengakui, awalnya ia memang sempat khawatir soal komunikasi dengan anak-anak difabel tersebut. Tapi ternyata, mereka jusru sangat mudah diarahkan. Ketika ia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, justru anak-anak difabel itulah yang banyak mengajarinya. Mereka meminta Madya untuk belajar ALS (American Sign Language), bahasa isyarat yang digunakan secara internasional. Dukungan mereka pun juga besar. Misalnya saja, mereka kerap mengirimi SMS berisi tanda-tanda isyarat komunikasi. Meski awalnya bingung, tapi lama kelamaan Madya pun bisa lancar juga menggunakan bahasa isyarat. Madya juga bersyukur, yang awalnya ia hanya ingin berbuat sedikit untuk lingkungan, ternyata langkahnya ini mendapatkan banyak perhatian dari berbagai pihak. Sejak awal saat dirinya memulai Regis Craft, jalannya memang seperti dimudahkan. Misalnya saja, ia kerap ditawari mengikuti pameran.



Produk-produk Regis Craft pun sering mendapatkan penghargaan. Ada beberapa penghargaan bergengsi yang pernah ia raih, mulai dari UKM Award, Entrepreneur Sosial Award, dan sebagainya. Selain itu tentu saja ia juga berkesempatan bisa bertemu dengan orang-orang penting. Sampai-sampai, pasangan Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta saat itu, Jokowi-Ahok, sudah hafal, kalau kerajinan tangan goni yang bagus, pastilah buatan anak-anak difabel di Regis Craft. Banyak yang tersentuh saat mengetahui bahwa hasil kerajinan Regis Craft dihasilkan oleh anak-anak difabel. Madya pun menceritakan, saat ia menerima penghargaan, banyak yang berempati kepada anak-anak difabel yang bekerja padanya dan memberikan dukungan serta semangat agar usaha Regis Craft bisa terus berkembang.

Perkembangan bisnis Regis Craft saat ini memang semakin baik. Madya tak henti-hentinya bersyukur karena banyak kemajuan yang tidak hanya dirasakan olehnya, tapi juga oleh pegawainya. Jumlah SDM nya kini juga bertambah. Sekarang ia sudah bisa merangkul 6 anak difabel yang bahkan sudah bisa mandiri. Saat Madya sedang memberikan pelatihan di tempat lain, ia pun kerap mengajak mereka dan terus mengedukasi agar ke depannya bisa mandiri. Hasilnya, mereka pun kini bisa percaya diri apabila harus memberikan pelatihan dan tidak menganggap bahasa sebagai kendala. Seiring berjalannya waktu dan usaha yang telah dilakukan, kini Regis Craft juga telah digandeng oleh beberapa kementerian, seperti Kementerian Industri, Kementerian Perdagangan, sampai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahkan workshop Regis Craft yang berada di Jalan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, sekarang rutin dikunjungi berbagai pihak untuk studi banding. Produksi pun juga semakin meningkat. Dan agar karyanya terus diminati, Madya selalu memberikan inovasi pada produk-produk yang dibuat.

Contohnya, saat ini banyak produk yang ia kombinasikan dengan beberapa material lain. Dompet dan tas yang harganya premium, ia kombinasikan dengan croco, kulit, hingga kain tradisional. Ada juga tirai cantik yang materialnya merupakan kombinasi dan mendapat banyak pujian, bahkan salah satunya yang membeli adalah Ibu Veronica Ahok. Madya memang menekankan, produk Regis Craft harus juga memperhatikan trend. Beberapa kali ia juga berkolaborasi dengan anak sulungnya yang membuat desain baju muslim. Jadi, produk-produk Regis Craft pun bisa pula dikombinasikan dengan fashion. Biasanya pula, ia mengeluarkan produk dengan tema. Misalnya tema batik etnik, dimana ia akan mengeluarkan karya dari bahan batik lawasan, dan lain-lain. Ini merupakan salah satu sentuhan inovasi yang ia berikan untuk Regis Craft. Idenya juga bermula karena Madya sering jalan-jalan. Ketika ia melihat suatu kerajinan yang menarik, lalu kemudian ia coba untuk mengaplikasikannya ke produk Regis Craft. Madya bersyukur oleh Tuhan diberikan sense of art yang cukup kuat, jadi produk yang ia buat bisa terus diminati orang.

Rencana ke depan, Madya sudah membulatkan tekadnya, ingin merangkul anak-anak difabel sebanyak mungkin. Sudah banyak yang datang kepadanya dan ingin bergabung. Namun sayangnya, ia memang belum bisa mewujudkan keinginan mereka saat ini. Oleh karena itu, sejak tahun 2013 lalu, Madya berusaha mendatangi dan meminta bimbingan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mencari solusi. Ia ingin sekali, bisa segera mendapatkan izin untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK), agar anak-anak difabel yang ingin bergabung bisa segera ia bimbing. Madya bahkan sudah membayangkan, kelak LPK ini akan bertempat di rumahnya saja, yang juga sekaligus sebagai workshopRegis Craft. Karena rumahnya ini memang sudah menyatu dengan anak-anak difabel dan menjadi cikal bakal kemandirian mereka. Jadi ia rela, kalau dirinya yang harus pindah. Tak hanya itu, ia juga menginginkan LPK ini bisa mendapatkan sertifikasi. Apa pun persyaratannya akan ia penuhi. Madya pun juga siap untuk mengikuti les dan berusaha mendapatkan sertifikasi apabila nanti ikut mengajar karena saat ini ia hanya mengajar secara otodidak.

Selain memiliki LPK, Madya juga ingin workshopRegis Craft bisa semakin dikenal dan bisa merangkul banyak pihak, serta mengetuk pintu CSR untuk bisa memfasilitasi kegiatannya. Pada prinsipnya, ia hanya ingin bisa konsisten dan terus berkomitmen mengembangkan kemandirian anak difabel dan mengajarkan jiwa entrepreneurkepada mereka. Karena pada dasarnya mereka memang mampu, hanya butuh diberi kesempatan untuk mencoba, didorong, serta dibimbing dengan tepat. Tak lupa Madya pun juga mengajarkan kepada mereka untuk terus mengejar keberhasilan. Sejak awal bahkan ia sudah mengajari mereka berperilaku yang baik sampai keterampilan table manner, dengan mengajak mereka ke restoran Jepang dan Eropa. Ia meyakini bahwa mereka pun bisa mandiri dan nantinya akan duduk bersama orang-orang penting. Madya bisa merasakan semangat itu ada dalam diri mereka.


reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2015/03/madya-p-andang-pemilik-regis-craft.html
Read More

MOCCA, Brand Fashion Muslimah Dengan Sentuhan Yang Mature




Berdiri sejak 2001, semula MOCCA dibuat lantaran Irma Nurul Hakim, sang pemilik label, ingin mendapatkan uang saku tambahan. Irma yang saat itu masih jadi mahasiswi tingkat akhir di Universitas Taruma Negara, mencari inspirasi dari sang bunda, Lilik Rachmawati, yang kebetulan seorang fashion designer untuk sebuah butik di Singapura dan juga pemilik label busana Nonaa.

Tak hanya sang bunda, inspirasi juga datang dari adiknya Aprilia Islamia, yang sudah dikenal lewat brand busana muslim Aprilia. Lantaran dua orang dari keluarganya sudah menerjuni dunia ini, ia pun tertantang untuk ikut mencoba. Apalagi jalur untuk menekuni dunia fashion sudah ada dari sang Bunda dan adiknya, seperti penjahit, tempat membeli bahan, dan lain-lain. Dari awalnya hanya sekedar iseng-iseng, lama-lama ia merasakan kenikmatan juga bergelut dalam dunia fashion designer, karena ternyata penghasilannya lumayan dan waktunya juga fleksibel.



Melihat prospek bisnis baju muslim yang kian bagus, Irma lantas melupakan sejenak cita-citanya di bidang hukum, sesuai dengan jenjang pendidikan yang ia ambil di perguruan tinggi. Ia memutuskan mengukuhkan MOCCA menjadi brand fashion muslimah pilihan wanita berhijab. Menegaskan segmentasinya, Irma mendesain baju-baju MOCCA dengan sentuhan lebih maturedibandingkan merek Aprilia milik sang adik.
Kalau koleksi Aprilia banyak menggunakan renda dan tile, Irma bermain menggunakan material chiffondan motif polos. Sehingga wanita yang sudah dewasa juga tetap bisa memakainya. Irma menyebut angka 19-40 sebagai target usia konsumennya.



Walaupun, masih meminta masukan dari sang bunda, Irma mengaku, menjalankan semua proses produksi MOCCA sendiri. Mulai dari memilih bahan, membuat desain, mengontrol penjahit, hingga melakukan promosi. Selain menggunakan bantuan jejaring sosial, saat ini MOCCA juga bergabung di butik Moshaict dan House of Ria Miranda di Bandung.

Saat ini, tak kurang dari 16 gerai yang dipasoknya. Dalam sebulan ia bisa memproduksi 200-300 potong baju. Namun kerudung MOCCA yang paling diminati pembeli. Dalam sebulan produksi kerudungnya bisa mencapai ribuan. Dari usaha yang berawal kecil-kecilan ini, kini Irma bisa mengeruk omzet cukup besar. Sekitar Rp 55 juta per toko per bulan.



Satu yang spesial dari koleksi MOCCA adalah adanya koleksi bertajuk The Bridesmaid. Koleksi yang merupakan baju ala pengiring pengantin ini, bisa juga dipakai untuk merayakan hari besar agama Islam, seperti Idul Fitri, karena tampilannya yang modis dan elegan.
______________
amura courier
: layanan jasa kurir untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Cepat, professional, dan bertanggung jawab. Tlp & sms : 085695138867



reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2013/07/mocca-brand-fashion-muslimah-dengan.html
Read More

NIKITA WILLY,- Berbisnis Rumah Cluster Sebagai Investasi Masa Depan




Nikita Willy termasuk artis muda yang pandai mengatur hasil jerih payah yang ia peroleh selama bekerja di dunia hiburan. Pasalnya sejak tahun 2011, ia telah menginvestasikan sebagian besar honornya untuk membeli tanah. Setiap menerima honor dari bermain sinetron yang dibintanginya, ia meminta sang bunda, Yora Febrine untuk mencarikan tanah. Setelah sekian lama, Niki dan sang ibu pun agak kerepotan untuk mengurus tanah yang tersebar di daerah Jatiwaringin, Jakarta Timur itu. Lalu mereka pun terpikir untuk mensatukan saja dengan membuat perumahan cluster. Kebetulan, sang ibu memang pernah sangat sukses membangun rumah tinggal yang kini Niki diami.

Seluruh pekerjaan dari tanah hingga berdiri rumah-rumah itu, sang ibu yang menanganinya langsung. Niki lantas memberi nama clusteritu sesuai nama adiknya sendiri, Winona Residence. Hasil dari penjualan unit-unit rumah di cluster itu pun dirasakan Niki bisa berkali-kali lipat dari modal awal. Padahal, semua modal awal itu tidak ada yang ia pinjam dari bank. Semuanya murni dari uang honor yang ia kumpulkan. Setiap kali ia mendapatkan uang, berapa pun itu, langsung diinvestasikan dalam pembangunan cluster-nya. Setelah sukses dengan clusterpertama, Niki pun kembali membangun clusterkedua di daerah yang sama.



Niki memilih berinvestasi di bidang property karena memang tidak punya keahlian berbisnis di bidang lain. Dulu ia pernah investasi emas batangan, tapi ketika dijual lagi harganya justru jadi lebih rendah. Sementara kalau property, sang ibu sangat menguasainya. Semua proses pengerjaan pun ibunya ikut menunggui. Pemilihan bahan dan struktur bangunan juga dalam pengawasan ibunya. Semuanya memakai bahan berkualitas nomor satu. Niki memang tidak ingin main-main dengan bisnisnya ini, karena mempertaruhkan nama baiknya.

Sementara itu keterlibatan Niki sangat terasa dari segi desain. Ia yang memilih sendiri konsep desainnya, yakni minimalis elegan karena ia memang tidak terlalu suka dengan bangunan yang terlalu minimalis. Dara yang pernah dinobatkan menjadi artis dengan bayaran paling mahal ini pun juga dibantu oleh arsitek dari ITB. Meskipun begitu, Niki tetap memberikan masukan atau perubahan sekiranya tidak sesuai dengan keinginannya sendiri.



Selain property, Niki juga punya bisnis menyewakan mobil mewah untuk keperluan syuting sinetron. Di sini ia hanya memanfaatkan empat mobil mewah yang ada di garasinya. Daripada mobil-mobil itu sering tidak digunakan, maka lebih baik disewakan saja. Awalnya memang hanya sekedar iseng-iseng saja, tetapi ternyata hasilnya pun lumayan untuk biaya maintenance sehari-hari.


reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2014/09/nikita-willy-berbisnis-rumah-cluster.html
Read More

AQIQAH CATERING, Menawarkan Paket Lebaran




Berbisnis catering bukan hal baru bagi Sambodo, pemilik AQIQAH CATERING sejak tahun 2008. Pada tahun 2010, Sambodo mulai membuat website dan gencar melakukan promosi via internet. Di tahun yang sama pula ia melengkapi jasa cateringnya dengan catering khusus menu lebaran. Ia melihat peluang pemasaran lewat internet sangat potensial. Begitu juga dengan paket catering lebaran yang sangat dibutuhkan warga Jakarta. Karena saat menjelang lebaran, warga Jakarta sering ditinggal para pembantu yang mudik, sementara warung-warung makan pun banyak yang tutup.

Menu yang ditawarkan AQIQAH CATERING, bervariasi karena banyak paket yang ditawarkan. Totalnya ada delapan paket, dengan harga mulai Rp 1 juta sampai Rp 1,6 juta untuk sajian lebaran yang bisa dinikmati oleh 20 orang. Untuk menu yang harganya Rp 1 juta, isinya terdiri dari lontong/ketupat, opor/laksa/gulai ayam, sambal goring kentang hati sapi, cah cabai hijau, soun goreng, pindang telur, dan kerupuk. Paket lainnya, ada yang bisa disesuaikan dengan permintaan pelanggan.

Setelah berpromosi di dunia maya, bisnis catering Sambodo semakin cepat berkembang. Terlebih lagi ia bersama timnya memakai sistem jemput bola. Jadi ketika ada konsumen memesan catering lewat telepon, tim-nya akan datang ke rumah pelanggan dan menawarkan pilihan paket, serta info tanggal pengiriman, jam, nama, dan alamat yang bisa diakses di website aqiqah.com.

Catering yang beralamatkan di Kelurahan Buaran, Gang Masjid No 16, Serpong, Tangerang Selatan ini juga memiliki menu paket favorit, yaitu menu paket 1. Menu paket 1 ini boleh dibilang yang paling mendapatkan respons yang sangat bagus dari para pelanggan. Banyak yang memesan karena selain harganya terjangkau, menu ini cukup komplit dan siap disantap.

Memiliki bisnis jasa catering ini bukan berarti tak memiliki resiko. Risiko bisnis catering, biasanya soal konsumen yang suka pesan mendadak. Ini tentu membuat tim kerjanya harus bekerja ekstra cepat, dengan tetap menjaga kualitas. Untungnya, karyawan AQIQAH CATERING sudah terpercaya, dan mampu bekerja dengan baik.

Meski berlokasi di Tangerang Selatan, AQIQAH CATERING juga menerima pesanan untuk wilayah Jabodetabek. Pesanan akan diantar H-1, menggunakan armada yang sudah ada. Ke depannya, Sambodo ingin menawarkan paket praktis dengan kemasan dan tampilan yang lebih apik. Selain itu, akan ada juga layanan tabunga catering lebaran, sehingga pelanggan bisa menabung sejak dini untuk mempersiapkan Hari Raya dan menikmati sajian AQIQAH CATERING.

Untuk informasi lebih lengkap silahkan hubungi :
Telp. 021 ? 685 45 126, atau
Hp. 081386710238
PIN BB 21E1AC84

Email:info@aqiqahcatering.com
Twiter :@aqiqahcatering

______________
amura courier
: layanan jasa kurir untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Cepat, professional, dan bertanggung jawab. Tlp & sms : 085695138867

reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2013/08/aqiqah-catering-menawarkan-paket-lebaran.html
Read More