Sunday, January 24, 2016

REGINA ALIFEN : Pemilik REGIS BRIDAL SHOES, Sepatu Khusus Untuk Pernikahan




Perempuan cantik kelahiran Jakarta 4 Juni 1986 ini memulai bisnis custom wedding shoes sejak 2008. Kini, tak sedikit selebritis yang memakai sepatu hand made buatannya. Salah satu ciri khas sepatu Regis Bridal Shoes, nama brand sepatunya, adalah kristal Swarovski asli yang menghiasi setiap sudut sepatu, sesuai pesanan klien. Koleksi berpasang-pasang sepatu pernikahan yang cantik warna-warni itu, terpajang dengan rapih di store-nya yang berada di bilangan Radio Dalam, Jakarta Selatan.

Berawal begitu lulus kuliah, Regina merasa kesulitan menemukan sepatu yang cocok untuk acara pernikahannya. Mencari sepatu yang model dan tingginya sesuai dengan kakinya memang susah. Akhirnya, ia pun memutuskan membuat sepatu sendiri. Tak disangka, saat itu banyak temannya yang memuji hasil desain sepatunya. Bahkan ada yang menyarankan untuk menjualnya. Dari situlah, Regina jadi keterusan membuat sepatu dan menjualnya ke teman-temannya. Setelah itu, banyak yang pesan dari informasi mulut ke mulut. Dan usaha itu pun berjalan terus sampai sekarang.


Regina menceritakan, mencari sepatu pernikahan yang cocok itu memang tidak gampang. Meski banyak yang modelnya bagus, tapi bila dipakai kurang nyaman. Saat pertama kali membuat sepatu pernikahan, Regina pun masih mengerjakannya sendiri, karena dulu belum mempunyai tukang. Ia membuatnya di bengkel sepatu kemudian dihias sendiri. Namun sekarang, ia sudah punya tukang sendiri hingga hasilnya jadi lebih cepat. Selain menyukai sepatu, Regina juga menyukai kristal Swarovski. Oleh karena itu, hampir semua sepatu buatannya pasti ada hiasan Swarovski-nya. Dan yang dipakai adalah kristal Swarovski asli, ada jaminan seumur hidup. Ia memang tidak mau memakai yang palsu, dan juga tidak mau kalau ada yang pesan memakai Swarovski palsu, demi menjaga kualitas.

Setelah setahun bisnisnya berjalan, barulah Regina membuat brand Regis. Ia juga berjualan lewat online karena ternyata banyak pula yang memesan secara online, khususnya klien dari luar kota dan luar negeri. Saat itu memang belum banyak pembuat sepatu pernikahan yang custom. Jadi bisa dibilang, ia yang pertama kali membuat sepatu pernikahan custom. Sekarang, sudah lumayan banyak yang mengikuti jejaknya. Tapi meski sama-sama membuat sepatu pernikahan custom, masing-masing berbeda style. Biasanya pelanggan Regina sudah tahu yang mana sepatu buatannya. Ciri sepatu buatan Regina antara lain ada hiasan kristal Swarovski dan bunga-bunga. Kenyamanan dan kualitasnya pun juga beda.


Bagian dalam sepatu Regis juga empuk karena memakai bantalan. Beda dengan sepatu pada umumnya yang dalamnya keras, meski modelnya bagus. Ia memang mengutamakan kenyamanan bukan sekedar model saja. Jadi, meskipun dipakai dari pagi sampai malam, banyak pelanggannya yang bilang tetap nyaman dan tidak capek. Memang harga sepatu Regis sedikit lebih tinggi. Karena sepatunya memakai sol antiselip dari karet. Jadi tidak licin. Tinggi sol tergantung tinggi haknya (heels). Kalau heels-nya tinggi, maka sol-nya dibuat tebal hingga tidak menukik. Jadi yang memakainya saat berdiri tidak capek. Tinggi heels memang disesuaikan dengan permintaan klien saat memesan, setelah itu disesuaikan dengan bagian depannya. Sol yang tebal memang sedikit mengurangi model, tapi yang penting nyaman dipakai.

Sepatu pernikahan pun bisa dibuat warna-wani. Ada yang memesan sepatu berwarna merah atau fuchsia. Biasanya menyesuaikan dengan bunga dan warna bajunya. Ini memang jadi terlihat beda, dan untuk yang sudah bosan memakai sepatu putih terus. Pun biasanya sepatu putih hanya dipakai sekali saja saat pernikahan, setelah itu tidak terpakai lagi karena tidak cocok untuk pemakaian harian atau pesta. Sementara sepatu selain putih masih bisa dipakai untuk pesta lain. Saat ini Regina juga membuat sepatu kasual polos, meski yang utama tetap sepatu pernikahan.


Regina mengaku, mempelajari soal sepatu hanya dari pengalaman saja, karena latar belakang pendidikannya adalah kuliah bisnis. Soal heels misalnya, karena ia senang sepatu dan sering memakai high heels juga, jadi bisa tahu berapa kira-kira tinggi yang cocok agar tidak membuat capek pemakainya. Awalnya ia juga mendapat masukan atau komentar dari teman dan keluarga. Lama-lama karyanya makin dikenal luas, hingga bisa masuk majalah, bekerja sama dengan desainer, dan wedding organizer.

Model sepatu yang paling sering dipesan sekarang ini adalah yang transparan, ada hiasan lis dan diberi aksesori. Sepatu dengan model transparan membuat kaki pemakainya kelihatan. Trend baju wedding pun sekarang ini juga ada aplikasi transparannya. Jadi, sepatu memang menyesuaikan dengan bajunya. Sebelumnya, sempat yang menjadi trend adalah sepatu model terbuka dengan tali-tali. Ganti tahun, biasanya tren atau model juga berganti.


Pelanggannya kebanyakan berusia 20-30 tahun, yang berasal dari Jabodetabek dan luar Jakarta, termasuk luar negeri juga. Bahkan ia pernah mendapatkan klien dari Paris yang memesan untuk acara fashion show di sana. Yang memesan adalah murid yang sedang belajar desain, dan memerlukan sepatu. Ada juga kliennya yang berasal dari Jerman. Untuk pelanggan yang datang dari luar kota, biasanya mereka langsung fittingke workshop Regis, yang ada di bilangan Gandaria, Jakarta, walaupun yang melalui online juga ada. Regina pun jadi tahu, ternyata sekarang ini memang banyak orang luar Jakarta yang sering memesan baju di Jakarta, jadi mereka pun sekalian memesan sepatunya. Tak sedikit pula selebritis yang memesan sepatu pernikahan ke padanya. Dan kadang-kadang tidak hanya pengantinnya, tapi ibunya pun juga ikut minta dibuatkan, menyesuaikan dengan bajunya. Biasanya, cerita Regina, para ibu inilah yang lebih heboh memesan dibandingkan anaknya.
Regina pun juga beberapa kali mendapatkan permintaan dari klien yang aneh. Misalnya, pernah ada yang memesan hak sepatunya 20 senti karena tinggi badannya beda jauh dari pasangannya. Jadi melihatnya seperti sedang memakai egrang. Asalkan orangnya cukup berani, bagi Regina tidak masalah. Setiap pelanggan memang berbeda kemauannya. Meski membuat sepatu custom, namun kalau ada yang memesan mepet dengan hari H biasanya ia tolak. Karena ia memang butuh waktu minimal sebulan untuk membuat sepatu.

Rata-rata per bulan sekitar 50-80 pasang sepatu yang ia produksi. Jumlahnya tergantung pada musim wedding. Biasanya pemesanan untuk bulan Juni dan Desember agak banyak. Harga sepatunya dari yang paling murah sekitar Rp 4,5 juta dan yang paling mahal Rp 15 juta. Sepatu itu full dihias dengan Swarovski asli, dan semuanya betul-betul hand made, bahan-bahannya pun juga memakai yang bagus. Heels-nya tidak mudah goyang. Untuk kain biasanya ia membelinya di Indonesia, tapi untuk heels dan sol ia mengimpornya dari Singapura yang kualitasnya cukup bagus. Berbeda dengan buatan Tiongkok, yang sering tidak balance dan saat dipakai suka goyang.




Regina bersyukur jarang mendapatkan komplain dari pelanggannya. Kalaupun ada yang komplain biasanya soal ukuran. Misalnya yang memesan dari luar kota, dan tidak sempat fitting. Awalnya minta dibuatkan ukuran 37, tapi begitu dikirim ternyata kekecilan, jadi harus dibesarkan lagi. Yang memesan dari luar kota memang biasanya agak sulit karena tidak bertemu langsung dan tidak melakukan fitting. Tapi kalau ukurannya memang salah, pasti akan ia perbaiki sampai pas. Bila memesan secara online, biasanya Regina minta dikirimkan contoh sepatu yang biasa dipakai. Dari situ ia bisa mengikuti pola dan ukurannya.

Suami Regina, Christopher Alifen, yang berbisnis travel, dan putrinya Karen Alifen, pun selalu memberikan support untuk usaha Regina, meskipun mereka tidak mengerti soal sepatu. Asalkan yang penting, jadwal kerjanya tidak mengganggu jadwal keluarga. Pada hari Minggu, Regina memang meliburkan diri dari pekerjaannya, tidak pernah menerima klien.

Workshop/Studio
(by appointment only)
Call/Whatsapp : +628 16 748 018
line : reginaalifen
Email : regis.bridalshoes@gmail.com
instagram : Reginaalifen_regis


reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2015/08/regina-alifen-pemilik-regis-bridal.html


Related Post :


Loading...


No comments:

Post a Comment