Wednesday, January 20, 2016

TETET CAHYATI POPO ISKANDAR, POPULERKAN BATIK ABSTRAK KHAS KOTA KEMBANG




Bagi Tetet Cahyati, putri kelima pelukis kenamaan Indonesia, RH Popo Iskandar, peribahasa ?Buah jatuh tak jauh dari pohonnya? amat cocok bagi dirinya. Seniman asal Bandung ini memang mengaliri darah seni sang ayah, ia berhasil membuat karya-karyanya diakui secara internasional. Bahkan meraih berbagai penghargaan, di antaranya predikat Seniman Multimedia 2010, Tokoh Pendidikan, ANugerah Inovasi Jawa Barat, serta penghagaan dari India, Praha, dan Jepang.

Tumbuh dan besar dalam keluarga berdarah seni telah membuat wanita kelahiran Bandung, 24 Desember 1963 ini tak bisa lepas dari dunia seni. Sejak kecil ia sudah sering diajak melukis bersama sang ayah. Ia juga sering dijadikan model lukisan ayahnya. Kalau ayahnya ada kesempatan ke luar negeri untuk mengapresiasi lukisan di sana, ia juga sering diajak. Ibunya R. Hj. Djuariah Iskandar juga seorang pelukis. Maka tak heran bila ia bersama kakak-kakak dan adiknya menjadi suka melukis. Tapi di antara saudaranya, yang akhirnya menekuni dunia ini hanya dirinya.

Ibu tiga anak ini pun kemudian mendirikan galeri seni pribadi pada Juli 1998. Di galerinya itu ia tidak hanya melukis, tapi juga membuat puisi dan menulis cerpen. Merasa ingin mempopulerkan dunia seni, Tetet yang juga berprofesi sebagai dosen ini lantas mendirikan sanggar seni dengan membuat kegiatan belajar bagi masyarakat awam yang kurang beruntung, seperti anak-anak yang tidak mampu dan anak-anak jalanan, agar mereka bisa produktif walaupun dalam keadaan kurang beruntung.

Keinginan Tetet membekali ilmu dan keterampilan kepada anak-anak kurang beruntung ini memang sangat diseriusinya. Hingga tahun 2014, sudah ada 12 angkatan anak-anak sanggar seni yang dibinanya. Kegiatan ini pun menjadi focus utama Tetet agar tetap bisa berkontribusi kepada masyarakat.

Seiring waktu, galeri Tetet tak hanya didatangi oleh anak-anak kurang beruntung atau anak jalanan saja, melainkan banyak juga kalangan masyarakat lain yang khusus datang ke galerinya untuk mempelajari seni yang diajarkan Tetet. Melihat apresiasi ini, akhirnya terbesit dalam pikiran Tetet untuk mengenalkan karyanya lebih luas lagi sehingga bisa dinikmati lebih banyak orang lagi.

Tepat di tahun 2007, Tetet mulai bereksperimen dan melakukan inovasi dengan mengaplikasikan karya puisinya ke dalam bentuk lukisan dan menuangkannya kembali ke atas sehelai kain. Di awal percobaan, ia mencoba membuat dua helai kain yang dilukisnya, kemudian ia potong kain itu menjadi baju. Ketika ia pakai, ternyata banyak yang bertanya lalu minta dibuatkan. Akhirnya, ia pun membuat lagi sebanyak tujuh helai kain. Dan akhirnya sampai saat ini sudah lebih dari 300-an helai kain yang ia produksi, yang berhiaskan motif lukisannya, yang kemudian ia sebut Batik Abstrak.



Menurut Tetet, apa yang dilakukannya dalam memproduksi kain Batik Abstrak, diawali berkat promosi dari mulut ke mulut. Tak ayal, pamor Batik Abstrak semakin naik. Seiring waktu semakin popular Batik Abstrak, semakin banyak pula orang yang berusaha mencari tahu mengenai Batik Abstrak dengan mendatangi galeri Tetet.

Tak hanya orang Bandung saja yang datang ke galerinya yang berada di Jalan Tirtasari III No. 9, Sarijadi, Bandung ini. Orang-orang dari luar kota dan luar negeri pun banyak yang datang. Mereka ingin tahu dan melihat langsung cara pembuatan Batik Abstrak seperti apa. Banyak juga yang bertanya apa makna setiap motif yang ia jadikan Batik Abstrak dalam sehelai kain. Menurut Tetet yang mengaku semasa remaja sempat bercita-cita menjadi penyanyi ini, setiap motif memang memiliki filosofinya masing-masing.

Tak heran bila akhirnya Galeri Batik Abstrak milik Tetet ini seolah menjadi salah sau obyek wisata kota kembang Bandung yang banyak dikunjungi para pelancong. Mereka bisa membeli kain-kain Batik Abstrak karya Tetet sebagai buah tangan. Tetet pun tidak pernah mengira akan ada banyak orang yang menaruh minat pada batik karyanya. Bahkan tak jarang ada yang datang berombongan sampai beberapa bus dari luar daerah. Turis asing pun banyak yang datang untuk mengapresiasi Batik Abstrak ini.

Batik Abstrak milik Tetet memiliki ciri khas dan tak bisa dijumpai pada jenis batik lan yang ada di Indonesia. Tidak ada motif bunga, burung, parang, atau kawung yang sarat makna. Batik yang ia buat berupa gambar abstrak dengan sapuan garis geometris yang penuh warna. Walaupun lepas dari pakem batik tradisional dan motifnya lebih abstrak, tapi untuk tehnik membatiknya tetap sama.

Selain unik dan berbeda, memang hanya Tetet seorang yang bisa mengartikan setiap motif Batik Abstrak yang dibuatnya. Misalnya, ada yang ia beri judul Cahaya Jiwa. Motifnya ia buat dari puisi Cahaya Jiwa yang menceritakan soal isu gender. Ia gambarkan, wanita sebagai cahaya untuk keluarganya, masyarakat, dunia, serta keinginannya untuk dimengerti. Maka, ia tuangkan dalam motif bulan, yang artinya ada kehidupan yang berwarna atau di balik gelap ada terang dan optimisme.

Soal dari mana datangnya inspirasi untuk mengaplikasikan pusinya ke dalam Batik Abstrak, Tetet mengaku, melakukannya cukup dengan hati. Setiap puisi yang sudah ia buat biasanya mewakili perasaannya pada saat itu, sehingga ketika ia mengaplikasikannya ke dalam batik, ia tidak menemui kesulitan lagi.





Perbedaannya dengan batik tradisional, menurut Tetet, Batik Abstrak memiliki ?nilai jual? yang berbeda. Lantaran ia harus mengurai makna dari setiap puisi yang telah ia buat, kemudian ia goreskan ke atas sehelai kain. Maka dari itu, Tetet yang menamatkan pendidikan S1 di FIP IKIP Bandung, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, kemudian menyelesaikan S2 di Jurusan Ekonomi di Universita Padjajaran Bandung ini, berniat mengembangkan Batik Abstrak agar semakin dikenal oleh banyak kalangan.

Mengerjakan dari hati menjadi tekad Tetet untuk terus berkarya tanpa mengenal lelah. Ia sejak dulu memang tidak pernah memperhitungkan, apakah Batik Abstrak-nya akan laku dijual atau tidak. Bagi Tetet, karyanya ini bukan soal nilai jual saja, tapi ini adalah caranya mengekspresikan diri ke dalam hal yang ia cintai. Baginya itu jauh lebih bermakna. Dan Tetet mengaku beruntung, karena ternyata Batik Abstrak ini diapresiasi baik tak hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara.

Ya, Batik Abstrak Tetet memang sudah mendunia. Dari Amerika Serikat, Eropa, Praha, India, hingga ke sejumlah negara di Asia, Batik Abstrak banyak digemari. Masing-masing Negara memang punya kualifikasi tersendiri. Misalnya Praha, yang lebih memilih Batik Abstrak dalam bentuk scarf. Sedangkan India lebih suka kain Batik Abstrak yang memiliki corak besar dan colorful. Lalu Singapura dan Amerika Serikat, lebih menyukai Batik Abstrak dengan bahan kain yang nyaman.





Setiap tahun, Tetet selalu memiliki agenda rutin untuk menggelar pameran di berbagai belahan dunia. Sebut saja Jepang atau Cina. Bahkan di Swiss, ada sebuah galeri seni yang menjalin kerja sama dengan Batik Abstrak. Permintaan dari luar negeri memang direspons cepat oleh Tetet. Terbukti dengan rutinnya ia melakukan pengiriman ke beberapa Negara yang terus ia layani. Jepang selalu minta Batik ABstrak kain sutra. Sementara negara-negara lain tidak selalu meminta kain, tapi juga produk Batik Abstrak dalam bentuk tas, sandal, kaus. Meskipun produksinya tidak terlalu banyak, tapi peminatnya cukup banyak. Brunei Darussalam pun rutin minta dikirim sandal Batik Abstrak, sementara New Zealand lebih berminat pada kaus.

Dengan harga cukup terjangkau, kain Batik Abstrak milik Tetet dibanderol mulai dari harga Rp 100 ribu. Harganya memang bervariasi. Bila ingin didisain khusus juga bisa Tetet layani, mulai dari Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta. Biasanya ada yang minta dibuatkan produk Batik Abstrak masterpiece, atau hanya diproduksi satu saja dan tak bisa dimiliki orang lain. Rata-rata peminat dari luar negeri sangat banyak, sementara peninat dari dalam negeri biasanya dari kalangan pejabat dan selebritis.



Tetet merasa amat bersyukur, setelah menekuni Batik Abstrak selama tujuh tahun, akhirnya putra keduanya, Surya Wisesa, yang saat ini menekuni dunia fotografi, mulai memiliki minat dan hasrat yang sama dengannya. Anaknya mau membantunya menekuni Batik Abstrak. Sedangkan putri bungsunya, Ilma Puspanusa, mulai membuat desain-desain baju yang bagus untuk Batik Abstrak-nya.

Oleh karenanya, Tetet merasa tak perlu khawatir akan masa depan Batik Abstrak, yang diharapkannya juga bisa ikut dibesarkan oleh anak-anaknya. Sentuhan kedua anaknya ini juga membuat Batik Abstrak jadi terasa lebih kekinian, modern, dan memiliki jangkauan yang lebih luas. Bahkan cocok untuk generasi muda.





Tetet percaya, Batik Abstrak miliknya bisa semakin berkembang dan maju. Ia hanya ingin berkontribusi terhadap roda perekonomian negara ini. Apabila dengan produk Batik Abstrak ini ia bisa menciptakan lapangan kerja untuk banyak orang, tentu ia bisa pula menciptakan banyak sumber daya yang terampil. Bila sudah begitu, maka yang maju bukan hanya Batik Abstrak saja, tapi juga ekosistemnya atau lingkungannya.

Saat ini Tetet bersama anak-anaknya masih ingin fokus membesarkan Batik Abstrak hanya di kota kembang. Memiliki gerai atau galeri di kota lain sepertinya belum bisa terealisasi. Namun apabila memang sudah tak tertampung di Bandung, bukan tak mungkin Batik Abstrak akan bisa ditemui di berbagai kota besar di seluruh Indonesia.

Perempuan aktif yang kerap mendapatkan berbagai penghargaan di bidang seni dan bidang pendidikan ini juga berharap, Batik Abstrak miliknya bisa terus mendapatkan respons positif dari banyak kalangan. Batik Abstrak juga sudah dipatenkan dan menjadi produk batik satu-satunya di Bandung. Jadi tugasnya sekarang adalah terus produktif dan tak henti mengenalkannya kepada dunia.

Selanjutnya, Tetet bercita-cita ingin melihat batik Indonesia dipakai di setiap negara, karena pasarnya yang sangat potensial. Tak menutup kemungkinan ke depannya, misalnya brand ternama seperti Louis Vuitton, bekerja sama dengan Batik Abstrak atau batik tradisional lain membuat koleksi tas bernuansa batik.



BATIK ABSTRAK BANDUNG
Contact Person: DR. Tetet Cahyati Popo Iskandar
Jl. Tirtasari III No.9 Bandung 40151
Telepon: 0818637079


reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2014/02/tetet-cahyati-popo-iskandar-populerkan.html


Related Post :


Loading...


No comments:

Post a Comment