Monday, January 18, 2016

SOTOJI, Soto Instan Dengan Enam Varian Rasa




Soto sebagai makanan khas Indonesia ternyata kini juga ada bentuk instannya. Layaknya mi instan, SOTOJI (Soto Jamur Indonesia) merupakan sajian pendamping nasi yang mudah dimasak. Hanya butuh waktu tiga menit, soto dengan enam varian rasa ini siap dihidangkan.

Adalah Triyono, pria di balik merek dagang SOTOJI yang bernaung di bawah PT Tri Rastra Sukses Sejahtera. Pria yang sejak tahun 2000 sudah berkecimpung di bidang budidaya jamur tiram ini jeli melirik pasar yang memang tergila-gila dengan segala yang instan. Terlebih, saat menjalani usaha budidaya jamur, ia kerap menemukan beberapa kendala. Salah satunya, bila sedang panen raya, harga jamur melemah hingga sangat merugikan petani jamur. Ia pun lantas memutar otak agar harga jamur tetap stabil.

Bersama beberapa teman di Institut Pertaian Bogor (IPB), pada tahun 2003 Triyono melakukan percobaan membuat soto instan jamur. Setelah berhasil, ternyata mendapatkan respons pasar yang bagus. Hanya saja usaha itu tidak bisa diterukan dan terbengkalai, karena teman-temannya di IPB setelah lulus memilih berpencar. Triyono sendiri sesungguhnya bukan lulusan IPB. Dia hanya aktif di kegiatan Pramuka yang bersama IPB sempat membuat UKM (Usaha Kecil Mandiri) budidaya jamur.

Sampai akhirnya, ditahun 2011, Triyono bertemu kembali dengan kawannya yang dulu pernah bersama-sama membuat soto instan. Mengingat prospek yang masih bagus, bapak dua anak inipun menawarkan untuk membuatnya lagi, namun dengan lebih serius. Temannya itu pun setuju. Maka mulai Juli 2011, Triyono mulai mengurus perizinan PT Tri Rastra Sukses Sejahtera. Dan pada Januari 2012, produk SOTOJI pun sudah bisa resmi diluncurkan.



Untuk peluncuran soto instan ini, Triyono mengandalkan komunitas blogger di dunia maya. Sebanyak 1000 sampel dikirim ke para blogger di seluruh Indonesia yang kemudian me-review SOTOJI di blog mereka masing-masing. Dari hasil review itu, ia sekaligus melakukan test market. Banyak masukan yang ia dapatkan terutama soal varian rasa.

Pada awalnya SOTOJI memang hanya memiliki satu varian rasa, yakni Original dengan bumbu ber-MSG. Tapi setelah menerima masukan dari para blogger, kini SOTOJI sudah memiliki enam varian rasa. Selain Original, ada Soto Bening Non-MSG, Soto Santan Non-MSG, Extra Pedas, Jamur Champignon, dan Jamur Merang. Harga produk SOTOJI dipatok Rp 2.800-Rp 3.500 per bungkus. Memang lebih mahal dari mi instan biasa, karena mi yang dipakai adalah suun jagung, yang kualitasnya sama dengan healthy noodle.

Kendati produksi masih dilakukan dalam skala rumahan, pembuatan SOTOJI dijamin sangat memenuhi standar kesehatan. Jamur tiram yang menjadi bahan taburan SOTOJI didapatkan dari petani jamur yang berada di sekitar Cilubang Lebak, Situgede, Bogor, tempat pabrik SOTOJI berada. Setiap harinya dibutuhkan 50 kilogram hingga 1 kwintal jamur segar untuk pembuatan SOTOJI.

Jamur-jamur itu lalu disebarkan kepada para ibu rumah tangga di wilayah Situgede untuk disuwir-suwir. Selanjutnya suwiran jamur dimasak dengan sebuah mesin khusus dengan suhu rendah, 85 derajat selama 1 jam 25 menit. Dengan proses seperti ini, maka jamur bisa tahan hingga setahun lamanya.

Soal penjualan, Triyono masih mengandalkan agen. Hingga kini, ia sudah memiliki agen yang tersebar di Depok, Ciputat, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Solo, Palembang, Banjarmasin dan Makassar. Bisa juga memesannya melalui website www.sotoji.com. Dalam sehari, Triyono bisa menghasilkan 30-50 dus SOTOJI untuk disebar ke seluruh agen tadi.

SOTOJI juga sudah masuk beberapa swalayam yang dimiliki oleh perorangan di seputar Bogor. Dan untuk tujuan jangka panjang, tentu saja bisa masuk ke swalayan besar. Saat ini Triyono masih fokus untuk memperbanyak produksi terlebih dahulu.

_______________
amura courier
: layanan jasa kurir untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Cepat, professional, dan bertanggung jawab. Tlp & sms : 085695138867


reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2013/07/sotoji-soto-instan-dengan-enam-varian.html


Related Post :


Loading...


No comments:

Post a Comment