Monday, January 25, 2016

AMBAR TURATMINAH : Pemilik Usaha Telur Asin Herbal Merek 'AMBAR'




Berkat kejeliannya membaca kemauan pasar, telur asin produksinya yang sebelumnya tak laku, kini laris manis. Ambar sukses membuat telur asin herbal yang rendah kolesterol. Puluhan ribu butir terlurnya per bulan habis diserap pasar. Sebelum membuat telur asin, awalnya Ambar dan teman-temannya di Karang Taruna yang berjumlah 20 orang berbisnis ternak telur puyuh. Saat itu di tahun 2000, mereka mendapat bantuan dari Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Utara sebanyak 2 ribu ekor. Namun sayangnya, di tahun 2004, burung-burung puyuh itu mati semua karena terkena flu burung. Setelah setengah tahun disterilkan, mereka pun mulai beternak lagi. Tapi, pertengahan 2005, lagi-lagi burung-burung puyuh itu mati karena kasus yang sama.

Mereka sempat memulainya lagi di tahun berikutnya. Namun, tahun 2007 keluar Perda DKI yang menyebutkan bahwa DKI harus bebas unggas. Setelah itu, mereka terpaksa menutup peternakan burung puyuh dan beralih berjualan telur asin. Awalnya, hanya membuat 50 butir ditawarkan ke tetangga sekitar. Sayangnya tidak laku. Karena saat itu di pasar memang sudah banyak orang yang berjualan telur asin. Apalagi, Ambar dan teman-temannya terbilang baru dalam usaha ini. Orang yang ditawari biasanya menolak dengan alasan memiliki penyakit darah tinggi, asam urat, dan sebagainya. Praktis penghasilan mereka menurun drastis. Para anggota Karang Taruna pun banyak yang memilih keluar karena sudah tidak mendapat penghasilan. Yang tersisa hanya tiga orang saja. Selama setengah tahun, mereka berada dalam kondisi seperti itu.


Kebetulan, selain membuat telur asin Ambar juga suka membuat jus dan serbuk herbal yang bahannya didapat dari Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan. Keluhan orang-orang yang menolak produk telur asinnya karena penyakit mereka, justru memunculkan ide bisnis. Ambar berpikir, kenapa ia tidak mencoba membuat telur asin herbal ? Akhirnya, setelah dipertimbangkan masak-masak, ia pun mulai mencoba membuatnya, masih dibantu dengan anggota Karang Taruna yang tersisa. Ide untuk membuat telur asin herbal itu karena Ambar berpikir, bahwa orang yang memiliki penyakit asam urat dan darah tinggi memang bisa disembuhkan dengan obat herbal. Sebelum membuat telur asin herbal itu, Ambar juga bertanya terlebih dulu pada temannya sesama anggota tani, Ning Harmanto, ?apakah telur asin bisa dibuat herbal ??. Ternyata memang bisa. Lalu ia diajari bagaimana cara membuat ramuan herbalnya. Dengan modal awal Rp 2 juta, setelah mencoba berkali-kali, akhirnya usaha itu berhasil. Telur asin herbal yang diberi merek sesuai namanya, ?Ambar? ini lalu diuji di laboratorium.

Ternyata memang kadar lemak dan kolesterolnya turun. Dari hasil laboratorium itu, tecatat telur asih herbal buatan Ambar memiliki kadar lemak 5,24 gram, kolesterol 4 mg, omega 3 214,23 mg, dan B-Karoten 380 mg. Saat coba ia tawarkan telur asin herbal itu dalam sebuah pameran, ternyata sangat laku pesat sampai membuatnya kewalahan. Banyak pengunjung yang penasaran lalu membeli, termasuk yang sebelumnya tidak boleh makan telur karena kolesterolnya tinggi. Makin lama, telur asin herbal Ambar makin banyak pembelinya. Bahan telur bebeknya sendiri sampai sekarang Ambar dapatkan dari teman yang beternak bebek di Jakarta. Dulu ia baru membayar telur itu kalau sudah laku.


Tahun 2007-2009, Ambar mendapat outlet untuk memajang produknya di Gedung UKM di Jalan Waduk Melati, Tanah Abang. Tahun 2009, ia didatangi supermarket besar yang memintanya memasok ke sana. Pihak supermarket itu sempat melihat produknya saat ia sedang mengikuti pameran di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Padahal saat itu Ambar mengaku tidak punya modal. Waktu ia konsultasikan masalah itu ke teman-temannya sesama binaan Sudin, justru jawaban mereka malah membuatnya takut. Ada yang mempertanyakan, apakah modalnya sudah sangat besar seperti pabrik-pabrik besar yang sudah biasa memasok ke supermarket ? Karena itulah, Ambar mengaku ia sempat takut bertemu dengan pihak supermarket itu. Kalau ada orang dari supermarket itu yang mendatangi stand pamerannya, ia sering pura-pura tidur dan sudah ?kerja sama? dengan teman-temannya agar ia tidak dibangunkan. Namun, di antara teman-temannya sesama kelompok tani di DKI Jakarta itu, hanya Ibu Ning Harmanto yang mendukungnya. Soal ia tidak memiliki modal, Ambar disarankan untuk jujur. Hanya saja, ia harus memastikan dulu perjanjiannya secara jelas dan detail.

Ambar pun juga jadi tertantang untuk mengiyakan permintaan supermarket itu setelah Dinas Koperasi yang sempat ia tanyai juga, justru memintanya untuk tidak berpikir muluk-muluk. Yang terpenting, jualannya bisa berjalan terus. Apalagi ia berpikir, saat itu pihak supermarket lah yang mencarinya, bukan sebaliknya. Maka kalau ada kesempatan, mengapa harus dibuang ? Dan ternyata, meski sudah berkali-kali menghindar, termasuk saat pihak supermarket itu mendatangi rumahnya, Ambar bisa bertemu lagi di pameran. Akhirnya ia setuju, karena dijanjikan akan dibantu mencari solusi soal modal.


Uang pensiun suaminya, Subarkah, ia pinjam Rp 30 juta sebagai modal awal. Tahun 2009, nilai kontrak dengan supermarket itu Rp 120 juta untuk setahun, yang ia dapatkan dari pinjaman bank. Tapi makin lama, ia makin kewalahan melayani permintaan pasokan ke supermarket. Apalagi saat ini, cabang supermarket yang minta dipasok itu sampai 50 toko, yang tersebar di Jabodetabek, Jawa Barat dan Banten. Pada 2010, nilai kontrak yang didapatkan Ambar naik menjadi Rp 700 juta dan pada 2011 naik lagi menjadi Rp 800 juta. Namun saat ini Ambar hanya mengirim ke cabang yang omzetnya besar saja. Karena ia masih terkendala transportasi. Lokasi supermarket itu satu sama lain saling berjuahan dan semuanya harus diantar langsung ke setiap toko, tidak bisa ditaruh di satu titik saja.

Bahan-bahan untuk membuat telur asin herbal terdiri dari abu gosok, garam, bata merah, tanah merah, akar alang-alang, teh hijau, air biasa, air herbal, gula merah, kayu secang, ketumbar. Air herbal merupakan air rebusan daun dewa, daun salam, daun ginseng, dan daun panjang nyawa. Semua daun itu direbus bersama akar alang-alang, teh hijau, kayu secang, dengan air 3 liter sampai menjadi 1,5 liter. Kemudian disaring. Lalu dalam proses pembuatannya, sebelum dilapisi tanah, telur bebek yang akan dipakai dites terlebih dulu dengan lampu untuk mengetahui busuk atau tidaknya. Telur yang busuk akan dibuang. Telur yang busuk tandanya berwarna gelap atau hitam ketika diterawang dengan lampu. Lalu, garam sebanyak 1 kg, gula merah 250 gram, abu gosok 250 gram, tanah merah 1 kg, bata merah 250 gram, direbus dengan air herbal sampai mendidih.

Setelah dingin, adonan bubur tanah itu dipakai untuk melapisi telur bebek. Lalu, telur didiamkan selama 10-15 hari tanpa ditutup, dengan ujung yang runcing menghadap ke bawah agar rongga udara berkumpul di situ. Setelah itu, telur dicuci bersih, lalu dikukus selama tiga jam agar tahan sampai tujuh hari. Tanah merah juga harus ikut direbus agar steril. Batu bata gunanya adalah agar telur asin menjadi masir, dan ketumbar digunakan untuk menghilangkan jamur. Dedaunan yang dijadikan bahan baku, didapatkan dari kebun sendiri. Kebetulan, Ambar juga menjabat sebagai ketua Percepatan Penganekaragaman Pangan (P2KP) yang diadakan Dinas Pertanian di RW-nya. Di kebun yang dimiliki anggota P2KP itulah, ditanami macam-macam sayuran dan tanaman obat, termasuk dedaunan yang dibutuhkan untuk membuat telur asin herbal.

Selain memasok ke supermarket, Ambar juga memasarkan telur asin herbalnya kepada teman-temannya yang kemudian menjualnya lagi, ke pameran, dan sekarang ia juga sudah ada outlet di Gedung SMESCO di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan. Ada juga supermarket lain yang minta pasokan telur asin herbalnya. Dari pameran-pameran yang sering ia ikuti, Ambar berhasil mendapatkan pembeli dari Korea dan Brunei paa 2011. Lalu ada pula buyer dari Yaman, Bahrain, Malaysia, dan Singapura sejak 2012. Untuk pesanan ke luar negeri, sebelum dikirim ke sana telur asin yang sudah matang itu harus dioven terlebih dahulu agar lebih awet. Sedangkan untuk pengiriman ke negara-negara di Timur Tengah, harus ditambahkan lagi dengan sinar gama dan dikemas secara vakum per butirnya, sehingga telur bisa tahan sampai satu bulan. Dulu, Ambar bisa mengirim telur asin ke Timur Tengah sampai satu kontainer. Tapi cara itu sudah ia hentikan karena tidak ada keuntungan. Membayar sinar gama memang sangat mahal. Biasanya, jauh-jauh hari sebelum pameran, ia sudah umumkan tanggalnya di internet. Hingga pada saat pameran, pembeli yang berasal dari luar negeri bisa datang dan mengambil sendiri telur yang sudah dipesan. Pelanggan dari Timur Tengah biaanya memesan sampai 3 ribu butir.

Kendala dalam menjalankan usahanya ini terletak pada pengetahuan para pegawai yang masih kurang, manajemen yang masih tradisional, dan lay out proses produksi yang masih belum sempurna. Pasokan telur pun juga masih kesulitan, karena hanya ada satu pemasok telur bebek rasa udang yang ada di Jakarta. Telur asin herbal Ambar memang memiliki rasa udang karena oleh peternak bebeknya diberi pakan kepala udang, sehingga warna telurnya bukan kuning melainkan oranye. Meskipun ada juga pemasok dari Indramayu, tapi warnanya tidak secerah telur bebek dari Jakarta. Di Jakarta sendiri memang banyak pabrik pengolahan udang. Nah, limbah kepala udang dari pabrik itulah yang dijadikan pakan bebek dengan porsi 50 persen. Sisanya berupa dedak, roti, dan sayuran.

Ambar mendapatkan ilmu soal kepala udang yang dijadikan sebagai pakan ternak ini pada tahun 2007 dari salah satu anggota tani DKI Jakarta, yang pernah mendapat pelatihan di Jepang. Lalu ia dan teman yang menjadi pemasok telur mencoba memberi kepala udang ke bebek-bebek ternak itu. Ternyata telurnya memang berubah warna menjadi oranye, serta mengandung beta karoten dan protein yang tinggi. Rasanya pun lebih enak dan gurih. Kini produksi telur asinnya dalam seharai sudah mencapai 1000-1500 butir, dengan harga Rp 5000 per butir. Ambar pun juga sudah mematenkan hak cipta telur asin herbal ini agar merek ini tetap jadi miliknya.

Gubernur DKI Jakarta Jokowi adalah salah satu yang sering membeli telur asinnya. Begitu pula dengan Basuki Tjahaya Poernama atau Ahok yang juga sering memesan untuk dibawa pulang ke Belitung. Ada juga pembeli dari kalangan artis dan pejabat. Kini jumlah total pegawainya ada 16 orang, termasuk anak-anak remaja dan dewasa. Kebetulan, Ambar juga menjadi koordinator Kelompok Wanita Tani Candi Jaya di Kelurahan Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara. Maka, seluruh anggota kelompok ini pun sekaligus menjadi pegawainya.


Dari usahanya ini, Ambar pun sudah berhasil mendapatkan beberapa penghargaan. Antara lain penghargaan UKM berprestasi dan juara penyuluhan pertanian pedesaan swadaya tingkat nasional. Ia memang sering diminta menyuluh secara swadaya ke berbagai kota, termasuk Lampung, Karawang, Jabodetabek, sampai Jawa Timur. Rencana ke depan, Ambar masih ingin melebarkan sayap kegiatannya ke daerah-daerah lain. Namun sayangnya, ketiga anaknya, Yudha Rakna Ambar, Yudha Puspa Handini, dan Helmy Yudha Aulia masih keberatan. Mereka tidak ingin melihat ibunya terlalu capek.

Contact :


Telur Asin Herbal Ibu Ambar Turatminah
JL. KEBANTENAN III NO.14 RT 006/02
SEMPER TIMUR CILINCING Jakarta Utara 14130
(021) 37751721


reff : http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2014/09/ambar-turatminah-pemilik-usaha-telur.html


Related Post :


Loading...


No comments:

Post a Comment